Senin, 15 Maret 2010

PEMERIKSAAN DARAH PRE TRANSFUSI

hemolisis atau lebih dikenal dengan kejadian pecahnya sel darah merah secara normal didalam tubuh tidak dapat dihindari apabila sel darah merah atau eritrosit sudah mencapai usianya, dengan pecahnya sel darah merah atau eritrosit didalam tubuh secara normal tubuh direspon untuk membentuk sel darah merah yang baru. haemoglobing yang keluar dari sel darah merah atau eritrosit akan diuraikan oleh organ tubuh yang bertanggung jawab dan bagian yang penting dari peruraian ini akan dimanfaatkan kembali untuk pembentukan sel darah merah yang baru.
pada kejadian yang tidak normal jumlah sel darah merah yang pecah lebih besar dari pada pembentukan sel darah merah yang baru dan mengakibatkan dari peruraian Hb. akan membubung tinggi dan sangat mengaggu organ lain (organ tubuh).
kejadian hemolisis yang tidak normal (abnormal) bisa disebabkan oleh beberapa faktor dari dalam tubuh (invivo) sendiri. misalnya kondisi sel darah merah itu sendiri kurang baik, atau bisa disebabkan oleh faktor luar (invitro). dari faktor luar bisa dijumpai akibat dari faktor transfusi darah, karena disebabkan adanya reaksi antibodi terhadap antigen yang masuk kedalam tubuh atau pada sel darah merah dan resikonya akan lebih besar apabila sel darah merah donor yang ditransfusikan tidak cocok dengan antibodi yang berada dalam plasma donor dengan sel darah merah pasien.
reaksi hemolisis in vivo karena transfusi ini disebut reaksi hemolitik transfusi. reaksi hemolitik bisa terjadi secara langsung (direck or indirec) dan dapat berakibat fatal, dan bisa juga reaksinya baru muncul beberapa waktu kemudian setelah transfusi ( delay hemolitik tarnsfution reaction ).
akibat yang fatal dari reaksi transfusi dikarenakan ketidak cocokan golongan darah ABO ( antibodi-A,-B,-AB ) yang dibuat secara teratur menurut golongan darah masing-masing. daisamping itu mungkin ada antibodi lain yang mungkin dibentuk secara alamiah tetapi tidak beratur ( antibodi -Lewis,-A1,-P1 dll ) atau antibodi immun.
reaksi transfusi yang baru muncul beberapa waktu kemudian setelah transfusi ( delay hemolitik tarnsfution reaction ) bisa disebabkan karena darah donor sesungguhnya tidak compatible denga darah pasien, namun dalam reaksi silang/uji silang serasi menhasilkan false-compatible.
sumber kesalahan yang bisa terjadi yang mengakibatkan reaksi hemolitik bisa disebabkan oleh:

  1. petugas dilaboratorium yang melakukan pemeriksaan tidak melakukan sebagaimana dengan protab yang sebenarnya ( tdak sesuai dengan SOP ) dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
  2. pelaksana dirumah sakit yang mengambil sampel darah pasien atau pada saat transfusi tidak melakukan pengecekan pada identitas pasien apakah sesuai dengan form. dan label pengatar darah untuk transfusi.